Pada hari Kamis, 12 Desember 2024 pukul 09.00 – 12.00 WIB di Universitas Trisakti, Kepala Badan Pengembangan Kurikulum Universitas Nasional, Dr. Heni Jusuf, S.Kom., M.Kom. bersama Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi, Ariana Azimah, S.T., M.T.I., Kepala Biro Administrasi Akademik, Dra. Sri Handayani, M.Si., Kepala Unit Penjaminan Mutu Badan Pengembangan Kurikulum, Dr. (C) Fitria Hidayanti, S.Si., M.Si., dan beberapa staf melakukan Studi Banding mengenai Sistem Informasi Penerapan Kurikulum OBE.
Dalam sambutannya, Dr. Heni Jusuf, S.Kom., M.Kom. menekankan pentingnya mengawal implementasi kurikulum terutama dalam praktik baik saat menjalankan pendekatan Outcome-Based Education (OBE). Ia mencatat bahwa meskipun setiap kampus memiliki kebiasaan berbeda dalam pembelajaran, penting sekali jika ada penerimaan yang lebih besar dari dosen pada penerapan OBE. Direktur Badan Jaminan Mutu Universitas Trisakti, Dr. Ir. Docky Saraswati, M.Eng. menjelaskan bahwa proses penyusunan OBE di universitas telah dimulai sejak tahun 2019, dengan langkah awal mempelajari CPL dan CPMK serta melibatkan seluruh dosen melalui berbagai forum. Langkah ini dilakukan sebagai persiapan untuk memenuhi standar akreditasi internasional yang berbasis OBE. Universitas melakukan roadshow ke 9 fakultas dan 51 program studi, mengintegrasikan pendekatan ini dengan akreditasi nasional.
Namun menurut Dr. Ir. Docky Saraswati, M.Eng., tantangan terbesar terletak pada penyusunan profil lulusan yang memerlukan benchmark dan keunikan, yang menjadi tanggung jawab Ketua Program Studi masing-masing. Setelah profil lulusan tersusun, CPL dan CPMK dibuat, dilanjutkan dengan penyusunan RPS, yang juga menjadi bagian tersulit karena harus diawali dengan sistem penilaian yang sesuai CPL. Saat ini, universitas masih mendampingi program studi dalam menyusun RPS agar lebih efisien, didukung oleh sistem canggih yang mampu mengaitkan CPL dengan penilaian lulusan. Dengan koordinasi yang ketat, termasuk pada dosen senior, implementasi ini berjalan tanpa penolakan dari pihak dosen.
Dr. Ir. Ramadhani Yanidar, M.T. menjelaskan bahwa awalnya ada dosen yang kesulitan dalam menghitung nilai pada RPS. Untuk mengatasi tantangan ini, selama tiga tahun terakhir, pendampingan intensif dilakukan dalam penyusunan RPS berdasarkan permintaan dari masing-masing program studi. Hasilnya, seluruh program studi telah menerapkan OBE secara penuh, terutama dalam persiapan untuk profesional akreditasi. Dalam proses tersebut, sampel RPS dari program studi yang telah memenuhi standar diambil sebagai model untuk evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Pendekatan ini memastikan bahwa standar pembelajaran berbasis OBE diterapkan secara konsisten di seluruh fakultas.
Kepala Biro Adm. Perencanaan dan Sistem Informasi, Agung Sediyono, Ir, MT, Ph.D. menekankan bahwa Di Universitas Trisakti terdapat beberapa kurikulum yang digunakan secara bersamaan, seperti di Fakultas Hukum yang dapat memiliki hingga tiga kurikulum tanpa dilakukan konversi, dengan pengelolaan yang sepenuhnya ditentukan oleh program studi masing-masing. Penggabungan kelas diupayakan untuk dihindari guna menjaga kualitas pembelajaran. Selain itu, mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan evaluasi terkait sarana dan prasarana, yang hasilnya secara bertahap mengalami perbaikan, misalnya dari nilai 2 menjadi 3. Mahasiswa juga diberi pemahaman bahwa pengisian evaluasi ini berkontribusi pada peningkatan fasilitas, dan hasil penilaian diekspos setiap lima tahun. Dalam penilaian mata kuliah, tersedia hingga 60 pilihan metode yang fleksibel, seperti UTS, UAS, sikap, proyek, dan lainnya, yang dapat dipilih dosen sesuai dengan RPS dan kebutuhan program studi. Fleksibilitas ini dirancang untuk memenuhi permintaan prodi sekaligus mendukung implementasi kurikulum yang efektif.
Ariana Azimah, S.T., M.T. menanyakan beberapa hal terkait bisnis proses aplikasi pembelajaran yang dirancang untuk mendukung fleksibilitas kurikulum, terutama dalam konteks multiple kurikulum yang memungkinkan penggabungan kelas guna meningkatkan efisiensi tanpa mengabaikan kebutuhan pelaporan yang terpisah. Selanjutnya, Dra. Sri Handayani, M.Si. menanyakan mengenai penyesuaian RPS dan proses pembelajaran pada sistem mana yang dilihat oleh asesor. Sementara itu, Sekretaris Program Studi Teknik Industri Universitas Trisakti, Dr. Dian Mardi Safitri, S.T., M.T., I.P.M. menjelaskan perjalanan implementasi Outcome-Based Education (OBE) di program studi sejak tahun 2015. Saat itu, sebagai dosen junior, ia dan rekan-rekannya mendapatkan briefing tentang OBE, Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) sebelum diminta untuk mulai mengubah Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang ada. Menghadapi tantangan awal berupa beban kerja yang berat dan adaptasi terhadap pendekatan baru, program studi Teknik Industri memilih 6 mata kuliah sebagai perintis untuk diadaptasi sesuai OBE, selaras dengan visi dan misi universitas dan fakultas. Berkat pendekatan yang mendukung, seperti membuat materi lebih sederhana dan komunikatif melalui poster kecil serta penggunaan bahasa yang menyenangkan, implementasi ini terus berkembang hingga mencapai 100% RPS berbasis OBE pada akhir 2021.
Dr. Dian Mardi Safitri, S.T., M.T., I.P.M. melanjutkan bahwa tantangan bergeser pada pemindahan sistem OBE ke platform digital. Untuk menghadapi resistensi, terutama dari dosen senior, Dr. Dian Mardi Safitri dan tim menerapkan strategi kolaboratif dengan menawarkan bantuan untuk memulai dan mengadaptasi sistem baru tanpa membebani individu. Program studi juga telah berhasil melalui beberapa tahapan akreditasi, termasuk akreditasi profesional IABEE pada 2017 dengan sistem berbasis Excel, dan akreditasi general pada 2020. Saat ini, kurikulum operasional 2023/2024 telah diintegrasikan sepenuhnya ke dalam sistem berbasis digital yang paperless. Implementasi OBE di Teknik Industri melibatkan proses yang terstruktur, dimulai dari penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang menjadi acuan utama, kemudian dilanjutkan dengan mapping CPL ke mata kuliah berdasarkan hubungan yang kuat, medium, atau lemah. Program studi juga telah memastikan bahwa semua mata kuliah, termasuk pilihan, kini memiliki CPL yang seragam. Tugas dosen meliputi pengembangan materi, penyesuaian RPS, serta pemantauan capaian pembelajaran secara rutin. Evaluasi dilakukan melalui Google Form untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian CPL, baik dari sisi dosen, mahasiswa, maupun pendukung perkuliahan. Progres mingguan dipantau secara ketat untuk memastikan bobot Student-Centered Learning (SCL) sebesar 40% tercapai, sehingga proses pembelajaran berjalan efektif dan sesuai standar yang ditetapkan.
Agung Sediyono, Ph.D. menambahkan bahwa berdasarkan riset, 70% kegagalan implementasi disebabkan oleh faktor manusia. Universitas Trisakti telah belajar dari pengalaman ini, terutama sebelum 2013, ketika integrasi sistem akademik sering gagal karena pendekatan yang memaksakan dari universitas ke program studi. Namun, sejak 2012, pendekatan berubah menjadi berfokus pada kebutuhan pengguna (user-driven), dan rencana integrasi seluruh sistem akademik yang dimulai pada 2013 berhasil diselesaikan pada 2020. Dengan pendekatan ini, sistem dikembangkan secara fleksibel, sehingga fakultas yang sibuk dapat menyesuaikan operasional mereka sementara Badan Administrasi Akademik (BAA) tetap fokus pada regulasi. Dalam implementasi sistem OBE, pendekatan yang sama digunakan, di mana dosen dimudahkan melalui fitur praktis, seperti entri portofolio yang hanya membutuhkan beberapa klik dan selesai dalam waktu singkat.
Lebih lanjut Agung Sediyono, Ph.D. menjelaskan bahwa detail CPMK dan sub-CPMK disesuaikan dengan kebutuhan evaluasi. Jika evaluasi sangat rinci, maka entri nilai menjadi lebih banyak, tergantung semangat dosen. Untuk menjamin kelengkapan, RPS harus disiapkan hingga akhir semester, karena nilai tidak bisa dientri dosen jika RPS belum selesai. Dalam sistem Trisakti, terdapat dua metode entri nilai: cara lama yang mengandalkan admin untuk membuat komponen secara manual, dan cara baru yang lebih otomatis dengan komponen nilai diambil langsung dari RPS. Pendekatan ini memastikan kepatuhan pada peraturan sekaligus memberikan fleksibilitas bagi fakultas dan dosen. Sistem entry nilai di Universitas Trisakti dirancang fleksibel untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan dosen dalam melakukan penilaian. Bagi dosen dengan keterbatasan waktu, penilaian dapat dilakukan dengan komponen sederhana seperti UTS, UAS, dan tugas, sementara dosen yang lebih rajin dapat menambahkan banyak komponen untuk evaluasi yang lebih rinci. Sistem ini juga memungkinkan dosen untuk memulai penilaian dari berbagai tahapan, seperti tengah atau akhir semester, namun dengan konsekuensi bahwa komponen sebelumnya akan otomatis tertutup jika penilaian dimulai dari akhir. Selain itu, untuk kelas paralel, sistem secara otomatis menggabungkan nilai dari berbagai kelas, sehingga mempermudah pengolahan data secara keseluruhan. Pendekatan ini memastikan efisiensi, fleksibilitas, dan kepatuhan terhadap standar akademik.
Dr. Heni Jusuf, S.Kom., M.Kom. menutup pertemuan dengan menyampaikan bahwa sosialisasi dan implementasi self-assessment yang benar menjadi langkah penting dalam memastikan ketercapaian CPL dan peningkatan kualitas pembelajaran, baik bagi dosen maupun mahasiswa. Meskipun tantangan seperti ketidakpuasan mahasiswa tidak dapat sepenuhnya dihindari, pendekatan yang berfokus pada pembelajaran berkelanjutan dan analisis data, seperti ketercapaian CPL, memberikan panduan yang jelas untuk evaluasi dan perbaikan. Melalui studi banding ini, diharapkan Universitas Nasional dapat terus meningkatkan mutu pendidikan dan mendukung tercapainya standar akademik yang lebih baik. Acara ditutup dengan pemberian cenderamata oleh Universitas Trisakti kepada Universitas Nasional sebagai bentuk apresiasi mitra.
(Penulis: Dr. (C) Fitria Hidayanti, S.Si., M.Si.)