Cisarua – Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Nasional merupakan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata mahasiswa kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan pemberdayaan. Dalam rangka memastikan pelaksanaan program berjalan optimal dan berdampak, Tim Monev Universitas Nasional melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada hari Kamis, 19 Juni 2025.
Bertempat di Kantor Desa Tugu Selatan, kegiatan Monev dihadiri oleh perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat, di antaranya:
Eko Windiana, S.Pd. – Kepala Desa
Yadi Mulyadi – Sekretaris Desa
Sugianto – Kasipem Desa Tugu Selatan
Enung Imas Nani – Staf Desa
Dadang Djuanda – Direktur Bumdes Mandiri Tugu Selatan
Muse Arifaghani – Sekretaris Bumdes
Sofyan Ramadhan – Ketua Desa Wisata Tugu Selatan
Eka Syamsi Rahmat – Wakil Ketua Desa Wisata
Doni Romadhon – Staf Desa
Lili Supardi – Kepala Dusun IV
Ketua Pokdarwis Desa Tugu Selatan
Kepala Sekolah PAUD
Mahasiswa KKNT Universitas Nasional
Tim Monev Universitas Nasional
Tim Monev Universitas Nasional di antaranya Dr. (C). Angga Sulaiman, S.I.P., M.AP. dan Mira Adita Widianti, S.I.Kom., M.I.Kom. (Kepala Bidang MBKM)
Selama kegiatan, mahasiswa KKNT Universitas Nasional memberikan kontribusi besar di bidang pendidikan anak usia dini (PAUD). Anak-anak terlihat sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan yang telah diselenggarakan. Pendidikan pada usia dini yang merupakan masa emas perkembangan anak sangat penting, dan kegiatan ini dipandang sangat bermanfaat.
Tim Monev juga memberikan beberapa saran, antara lain agar kegiatan serupa diselenggarakan pada saat liburan sekolah dan diperluas hingga tingkat SMP, terutama untuk pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa KKNT aktif membantu dalam promosi pariwisata lokal dengan pembuatan video promosi dengan subtitle bahasa Inggris dan desain flyer untuk memperkenalkan objek wisata lokal.
Namun, ada catatan penting bahwa seluruh materi promosi (flyer, poster) sebaiknya menggunakan bahasa Inggris agar dapat lebih menjangkau wisatawan mancanegara. Warga, terutama pelaku wisata di Kampung Koboi, sangat membutuhkan pelatihan komunikasi bahasa Inggris agar bisa berinteraksi lebih luwes dengan turis asing.
Program pelatihan bahasa Inggris untuk masyarakat lokal, khususnya para penggerak pariwisata, diharapka n dapat dirancang secara berkelanjutan. Program yang dijalankan mahasiswa sudah baik, namun transfer ilmu kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan. Komunikasi antara mahasiswa dan warga telah berjalan dengan baik, namun diharapkan bisa lebih terbuka dan luwes. Warga desa pun menunjukkan keterbukaan yang besar terhadap kegiatan kolaboratif ini dan berharap adanya keberlanjutan dari program-program KKNT di masa depan.